Penerbit : Mizan Fantasi
The Novice ini merupakan kelanjutan cerita dari buku pertama The Black Magician, Magician Guild. Di buku ini diceritakan tentang kehidupan Sonea, gadis dari pemukiman kumuh yang mempelajari sihir di Universitas Persekutuan Penyihir. Di cerita sebelumnya, bakat Sonea yang tak diduganya membawanya kepada tragedi. Pelarian paling melelahkan sepanjang hidupnya, dan ancaman kehilangan teman terbaiknya, Ceri.
Bakat Sonea yang besar mengantarkannya ke pintu Menara Persekutuan Penyihir. Tak pernah ada sebelumnya dalam sejarah persekutuan penyihir, bahwa seorang calon penyihir berasal dari rakyat biasa di pemukiman kumuh. Sonea adalah pengecualian. Mungkin itu adalah pilihan untuk menghindari bencana yang lebih besar karena kekuatan Sonea yang luar biasa. Namun mungkin juga persekutuan penyihir sudah berubah pikiran terhadap calon-calon penyihir potensial di luar lingkaran bangsawan. Setidaknya itu lah yang dipikirkan Rothen, guru pembimbing Sonea, dia lah satu-satunya yang bersikeras untuk memberikan kesmpatan pada Sonea untuk melihat sisi lain dari sihir yang bermanfaat bagi manusia. Sonea melihat sihir penyembuhan, dan dirinya mulai jatuh hati dengan penggunan sihir untuk menolong orang lain. Setidaknya itulah alasan Sonea ketika dia memutuskan masuk ke Asrama Persekutuan Penyihir untuk menjalani tes calon murid penyihir.
Rothen memang bersikap baik baginya, Rothen sudah seperti ayah baginya. Dia adalah satu-satunya orang yang paling dekat dengan Sonea di persekutuan penyihir. Begitu juga Dannyl, teman Rothen. Rothen mengajarinya membaca dan menulis sesuatu yang tidak pernah dikuasai Sonea sebelumnya, juga cara mengendalikan sihirnya. Beberapa anggota dewan penyihir berpendapat kekuatan Sonea yang terus berkembang dengan pesat, hanya dapat disaingi oleh Sang Ketua Tertinggi, Akkarin. Seperti halnya ketua tertinggi sebelumnya, Akkarin dipilih karena dirinya yang paling kuat diantara penyihir yang lain. Walaupun penyebab dari besarnya kekuatan Akkarin masih menjadi misteri bagi yang lain. Namun tidak menghalangi para penyihir yang lain untuk memilih Akkarin menjadi pemimpin mereka. (Di buku berikutnya, High Lord, akan diceritakan, asal muasal dari kekuatan Akkarin yang hebat, setelah perjalanan panjangnya bertahun-tahun di negeri asing).
Kehidupan di asrama penyihir bukan hidup yang mudah. Selain harus beradaptasi dengan lingkungan dan teman barunya, Sonea juga sulit diterima oleh para anak keturunan bangsawan yang menjadi temannya itu. Asal usul Sonea yang berbeda, dan pendapat mereka bahwa rakyat biasa tidak berhak untuk mempelajari sihir, menyulitkan kehidupan Sonea dan perkembangan pelajarannya. Gangguan demi gangguan dialami Sonea. Tak peduli bagaimanapun dia berusaha mengacuhkan dan menghindari anak-anak kaya berandal itu, mereka selalu bisa menemukannya. Dan kini dia tidak lagi tinggal di tempat tinggal Rothen, artinya tidak ada lagi yang dapat melindunginya.
Ingatan buruk tentang Ketua tertinggi yang menggunakan sihir hitam untuk memperoleh kekuatan selalu menghantui Sonea. Tubuhnya selalu merinding setiap kali Ketua Tertinggi berada di sekitarnya. Dirinya sangat takut bahwa Ketua Tertinggi akan tahu bahwa dia mengetahui rahasia gelapnya. Setidaknya demi keselamatannya dia sudah berjanji pada Ketua Tinggi, Lorlen untuk merahasiakannya, bahkan kepada Rothen. Namun peristiwa yang terjadi belakangan ini meresahkannya. Pembunuhan demi pembunuhan terjadi di kota Imardin. Semua korbannya memiliki luka sayatan yang hampir sama. Mereka meninggal dalam keadaan pucat, seolah-olah baru saja terkuras habis energi kehidupannya. Walaupun memiliki kesamaan cara membunuh, namun polisi kota Imardin belum juga dapat menemukan pelakunya. Sedikitnya dua orang mencurigai keterlibatan Ketua Tertinggi dengan peristiwa pembunuhan yang terjadi belakangan. Ketua Tinggi Lorlen mengetahui para korban itu meninggal karena praktek sihir hitam. Dan walaupun Sonea juga resah dengan informasi yang diketahuinya tentang praktik sihir hitam, mereka kesulitan mencari bukti tentang keterlibatan Akkarin tanpa mengungkapkan bahwa mereka mengetahui kebiasaan mengerikan Akkarin.
Lorlen membocorkan rahasia berharga mereka. Akkarin akhirnya mengetahui bahwa Lorlen dan Sonea berbagi rahasia tentang praktik sihir hitamnya. Melalui pembacaan pikiran Lorlen oleh Akkarin, rahasia itu mengalir begitu saja ke pihak Akkarin. Dan kini Sonea berada dalam bahaya. Pembimbingan Rothen untuk Sonea dihentikan dan dialihkan kepada Ketua Tertinggi. Akkarin langsung yang akan membimbing Sonea, hal yang jarang terjadi, mengingat Akkarin tidak pernah bersedia mengambil murid selama ini. Tentu saja, itu semua demi mengisolasi Sonea beserta rahasia berharga Akkarin agar persekutuan tidak mengetahui bahwa pemimpin mereka, Ketua Tertinggi telah mempraktekkan sihir hitam. Dan kini Lorlen harus mengenakan cincin satu arah, semua yang didengar oleh Lorlen dapat pula didengar oleh Akkarin. Sonea dan Lorlen dalam seketika menjadi tawanan Akkarin, namun Sonea tidak dapat meminta bantuan kepada siapa pun, tidak kepada teman baiknya Ceri, maupun Rothen mantan pembimbingnya.
Opini pribadi saya : The Novice ini buku yang agak membosankan dibandingkan dua buku lainnya, bukan karena jalan ceritanya, tetapi karena penulisan kisah dua orang secara bersamaan. Di buku ini bukan hanya menceritakan tentang pengalaman Sonea menjadi murid baru calon penyihir, tetapi juga menceritakan pengalaman Dannyl sebagai wakil duta besar Kyralia, yang memiliki misi tersembunyi untuk mencari rahasia masa lalu Akkarin. Agak mengganggu menurut saya, ketika ketegangan dipotong tiba-tiba dengan setting cerita lain secara bergantian. Walaupun permainan plot buku karya Trudi Canavan belum menyamai seperti karya Dan Brown, tapi keseluruhan ceritanya tetap menarik untuk diikuti. Untuk buku terakhirnya (High Lord) saya memberi dua jempol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar