Minggu, 08 Juli 2012

Siklus Warisan (Inheritance Cycle)

Berbicara tentang Siklus Warisan yang sebelumnya disebut sebagai Trilogi Warisan ada banyak hal yang ingin saya ungkapkan tentang kisah ini, novel-novelnya dan penulisnya sendiri. Sejak memulai menulis di blog, sebenarnya salah satu keinginan utama adalah menuliskan penggalan cerita tentang novel-novel fiksi fantasi yang tergolong bagus yang saya harapkan bisa membuat orang lain tertarik untuk ikut menikmati kisah-kisah fiksi fantasi tersebut. Dan Siklus warisan ini adalah salah satunya. Membaca cerita novel fiksi fantasi memang kebanyakan berpendapat membosankan dan melelahkan, karena pada umumnya tidak hanya terdiri dari satu novel saja, melainkan beberapa seri (minimal 3 buku). Siklus warisan sendiri mulanya ditulis untuk menjadi 3 buku, namun menurut pengakuan penulisnya Christoper Paolini kisah terakhir tentang Eragon dan naganya Saphira terlalu panjang untuk dimuat dalam satu buku terakhir. Maka muncullah buku keempat yang sebelumnya tidak pernah diprediksi akan menjadi pamungkas cerita Siklus Warisan ini. Walaupun sudah lama ingin menceritakan kisah Eragon dan Saphira ternyata butuh waktu lama hingga saya menyelesaikan membaca seluruh kisahnya, cerita Eragon dan Saphira benar-benar tertulis disini (satu obsesi saya untuk blog ini akhirnya terwujud).

Inheritance Cycle atau Siklus Warisan terdiri atas 4 buku yang berjudul Eragon, Eldest, Brisingr dan Inheritance. Yang menarik dari keempat buku/novel dari karya Christopher Paolini tersebut adalah cover-nya yang selalu menampilkan gambar naga dengan warna yang berbeda-beda. Setelah menyelesaikan keempat buku Siklus Warisan tersebut, saya baru menyadari kalau gambar naga pertama dalam buku Eragon adalah Saphira, gambar naga kedua dalam buku Eldest adalah Thorn, gambar naga ketiga dalam buku Brisingr adalah Glaedr, dan gambar naga keempat dalam buku Inheritance adalah tokoh naga bernama Fenir. Bisa dikatakan bahwa Siklus Warisan adalah buku yang bercerita tentang naga dan penunggangnya (sebagian besar). Awalnya saya pikir Christopher Paolini banyak mendapat pengaruh dari kisah Lord of The Ring karya Tolkien, namun setelah saya membaca The Earthsea Cycle karya Ursula K. Le Guin, baru saya tahu bahwa gambaran dunia Alagaesia yang diciptakan oleh Christopher Paolini banyak mengadaptasi dunia Earthsea milik Ursula K. Le Guin. Meskipun demikian cerita-cerita peperangan yang digambarkan pada buku Siklus Warisan setelah Eragon (Eldest, Brisingr dan Inheritance) tidak bisa dipungkiri memiliki banyak kesamaan dengan peperangan pada kisah Lord of The Ring. Membutuhkan waktu 12 tahun Siklus Warisan ini diselesaikan dengan penyelesaian akhir (Inheritance)  yang saya anggap lebih baik dan lebih memicu adrenalin dibandingkan akhir cerita yang ditulis oleh J.K. Rowling dalam Harry Potter The Deathly Hallows. Padahal keduanya berada pada segmentasi yang sama yaitu novel remaja.
Siklus Warisan dimulai dengan kisah Eragon yang menemukan telur naga berwarna biru yang nantinya akan menetas dan menjadi naga bernama Saphira. Setelah pamannya dibunuh dan desanya di hancurkan oleh para Razac (anak buah Galbatorix) yang mengakibatkan Eragon harus kehilangan saudara sepupunya Roran, Eragon berniat untuk membalas dendam untuk kematian pamannya. Dalam perjalanannya bersama Brom, seorang tukang dongeng di desanya Carvahall yang belakangan baru diketahui bahwa merupakan salah satu anggota pejuang Varden, yaitu kelompok  yang menentang kekuasaan Raja Galbatorix di Alagaesia, Eragon mulai belajar sihir. Keduanya berencana bergabung dengan para pejuang Varden untuk melenyapkan Raja Galbatorix yang kejam dari Alagaesia. Belum sampai mereka di Tronjheim, markas besar Varden yang berada dalam wilayah kekuasaan ras kurcaci, Brom meninggal dunia ketika bertempur melawan Razac dan seorang Shade bernama Durza. Namun dikota Dras Leona itulah dia bertemu seorang bangsa elf bernama Arya dan seorang tawanan pelarian dari kekasairan Galbatorix bernama Murtagh. Dalam kisah-kisah berikutnya Arya dan Morzan banyak berperan dalam membentuk peran Eragon sebagai seorang penunggang naga satu-satunya di Alagaesia. Ketiganya meneruskan perjalanan menuju negeri para kurcaci dan mengakhiri kisah dalam buku pertama Siklus Warisan (Eragon) dengan peperangan antara kurcaci yang mendukung perjuangan Varden melawan para Urgal anak buah Galbatorix yang dipimpin oleh Shade Durza. Setelah peperangan di Farthen Dur itulah Eragon dan naganya Saphira secara resmi menjadi penentang kekuasaan kekaisaran Galbatorix. Sebuah harapan muncul pada para pejuang Varden karena kini mereka memiliki seorang penunggang naga beserta naganya di pihak mereka untuk melawan Galbatorix dan Shruikan. Sebelum menguasai hampir seluruh Alagaesia Galbatorix adalah seorang penunggang naga yang kemudian menghancurkan klan penunggang naga tanpa tersisa. 

Eldest diawali dengan pertemuan Eragon dan Saphira dengan gurunya. Seorang penunggang naga terakhir yang sedang sakit bernama Oromis dan seekor naga pincang bernama Glaedr. Pasangan penunggang dan naga itu adalah yang terakhir yang tersisa dari pertempuran klan penunggang di Vroengard satu abad yang lalu. Sejak kemunculan penunggang dan naganya yang baru, Oromis dan Glaedr memutuskan untuk memberitahukan keberadaannya untuk melatih Eragon dan Saphira dengan tujuan mengalahkan Galbatorix. Tak lama pada pertempuran Daratan Membara diketahui bahwa satu telur naga telah menetas kembali. Seekor naga berwarna merah bernama Thorn telah menemukan penunggangnya yaitu Murtagh. Sayangnya Murtagh telah mengkhianati para pejuang Varden dengan mengabdi kepada Galbatorix. Saphira dan Eragon lebih berpengalaman dibandingkan Murtagh dan Thorn, namun kekuatan dan kemampuan keduanya melebihi dari yang dimiliki oleh Saphira dan Eragon. Hampir terbunuh di tangan Murtagh, Eragon terkejut oleh satu kenyataan bahwa mereka (Murtagh dan dirinya) adalah bersaudara, anak laki-laki dari penunggang naga terkutuk terakhir bernama Morzan.

Jika eldest memiliki arti yang pertama, hal ini bisa merujuk pada Oromis dan Glaedr sebagai pasangan penunggang dan naga yang tertua pada masa itu, tapi bukan yang pertama, maka saya lebih memilih judul eldest merujuk pada Murtagh, kenyataan bahwa dirinya menjadi anak pertama yang terlahir dari Selena dan ayahnya Morzan. Selena adalah wanita mata-mata Varden, namun juga pembunuh bayaran Galbatorix dan tangan kanan Morzan. Selena seperti memiliki dua kepribadian dan tanpa disangka memiliki dua hubungan percintaan. Secara umum dia diketahui sebagai istri Morzan yang menghasilkan Murtagh sebagai anak pertama. Sedangkan di sisi lain dia seorang mata-mata Varden yag ditugaskan untuk mengetahui rencana-rencana Galbatorix. Selama menjadi mata-mata Varden, Selena jatuh cinta dengan Brom, dan dari keduanya terlahir Eragon. Berkat memori Brom yang dipercayakan kepada Saphira sebelum Brom meninggal, Eragon mengetahui kebenaran hubungan darahnya dengan Brom dan hubungan saudara seibunya dengan Murtagh. Setelahnya, dalam buku ketiga saya sendiri bertanya-tanya apa maksud dari Brisingr.

Pertempuran di Dataran Membara bukan hanya menyisakan luka bagi Eragon dan Saphira, tapi juga membuatnya kehilangan pedangnya yang bernama Zamroc karena direbut oleh Murtagh. Pedang pemberian Brom tersebut, ternyata adalah pedang milik Morzan yang diambil Brom setelah berhasil membunuh Morzan. Dalam keadaan tanpa senjata Eragon pergi ke Ellesmera (ibukota bangsa Elf) untuk mencari senjata baru, sebuah pedang untuknya. Hampir seluruh pedang milik penunggang naga adalah buatan bangsa Elf yang didalamnya ditanamkan sihir. Dalam keputusasaan menemukan pedang untuk dirinya, dengan bantuan sebuah ramalan yang disampaikan kepadanya oleh seekor kucing jadi-jadian bernama Solembum, Eragon berhasil menemukan bahan pedang dari batu besi luar angkasa (bright steel). Namun karena terikat sumpah, Elf Pembuat Pedang bernama Rhunon tidak bisa membuatkan pedang untuknya, kecuali bahwa pedang itu dibuat sendiri secara fisik oleh Eragon dengan dikendalikan oleh pikiran Rhunon. Pada saat Eragon mencoba memunculkan sihir api dengan pedang tersebut, bukannya memunculkan api tapi pedang tersebut malah terbakar api berwarna biru. Karena itulah pedangnya yang baru disebut Brisingr (api). Siap dalam keadaan bersenjata Eragon kembali ke medan pertempuran, namun di tengah pertempuran itu mereka berdua (Eragon dan Saphira) kehilangan kedua gurunya seorang penunggang kuda dari bangsa Elf bernama Oromis dan naga emasnya bernama Glaedr. Keduanya tewas di tangan Murtagh yang dikendalikan oleh Galbatorix.

Buku keempat adalah pamungkas cerita Eragon dan Saphira serta perjuangan Varden melawan Galbatorix. Lebih banyak yang ingin saya ceritakan dalam buku Inheritance (Warisan). Karena itu lebih baik saya akan menuliskannya tersendiri dengan judul yang sama dengan bukunya (Inheritance). Si penulis sendiri mengatakan bahwa menyelesaikan buku keempat adalah yang tersulit dibandingkan ketiga bukunya yang lain.


6 komentar:

  1. sudah beredarkah buku keempat ini di indonesia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah ada di toko buku gramedia, toga mas, dan yang lainnya

      Hapus
  2. salah satu seri yang aku sukai, tapi tetep yang terkeren menurutku The Bartimaeus Trilogy

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba baca buku bartimaeus yg terakhir (Solomon ring) gag kalah menarik dan lucu dng triloginya.

      Hapus