Minggu, 15 Januari 2012

The Queen of Attolia

Penulis   : Megan Whalen Turner
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama



Irene bukanlah pewaris utama kerajaan Attolia yang pernah diperintah oleh mendiang ayahnya Raja Attolia. Tetapi setelah saudara-saudara laki-lakinya meninggal dunia dalam usia yang masih muda, Putri Irene menjadi pewaris satu-satunya dari Raja. Kehidupan masa kecilnya yang selalu penuh dengan kesenangan dan kenyamanan, membuat Irene hanya perlu mengetahui bagaimana hidup seperti layaknya seorang Putri. Dia hanya perlu mempelajari bagaimana bersikap anggun dan lembut namun berwibawa, memilih gaun-gaun terbaik untuk acara-acara kerajaan, dan berhias untuk menjadi wanita yang paling cantik di seluruh Attolia. Tapi tak ada seorang pun yang pernah mengajarinya bagaimana menjadi seorang Ratu, penguasa tunggal Attolia.

Pada saat mendiang ayahnya Raja Attolia meninggal dunia, dia tahu bahwa dia tidak tahu sama sekali bagaimana menjadi seorang Ratu dan siapa yang harus dia percayai untuk menjadi orang kepercayaannya. Tapi setidaknya dia telah memiliki suami, seorang bangsawan muda Attolia yang telah dipilih ayahnya untuk menjadi pewaris Attolia sebelum ayahnya meninggal. Jika seandainya Irene tidak mendengar pembicaraan suami dan ayah mertuanya pada hari meninggalnya ayahnya, tentu saat ini dia masih menjadi ratu boneka seperti yang suaminya katakan. Ayahnya Raja Attolia, telah menjual kebahagiaan Irene kepada ayah mertuanya, seorang bangsawan paling berpengaruh di Attolia, agar mereka mau memihak kepada Sang Raja dan istana. Dan kini, ayah mertua dan suaminya telah berhasil mengirimkan mendiang Raja Attolia ke kematian. Mereka tak menyadari, bahwa saat itu mereka baru saja melahirkan seorang Ratu Attolia, bukan hanya sekedar ratu boneka tapi seorang ratu yang tak akan segan menghukum mati siapa saja yang mengkhianatinya. Bangsawan muda yang menjadi suami Putri Irene, tak lama kemudian mati diracun di acara jamuan makan malam istana. Seluruh keluarga mantan suaminya dihukum mati dan kekayaan keluarga mereka disita untuk diserahkan kepada istana.

Ratu Attolia sangat jengkel, bukan hanya karena beberapa penyusup berhasil memasuki wilayahnya dan mencuri batu keramat dewi Hephastia, tapi juga karena mereka si pencuri dan penasehat kerajaan Sounis berhasil kabur dari penjaranya. Eugenides telah berhasil mencuri batu Hephastia yang menjadi perlambang penguasa Eddis. Batu tersebut telah disembunyikan oleh para dewa dengan sangat baik, hampir saja Eugenides gagal mendapatkannya jika Dewa Pencuri tidak mendukungnya saat itu. Sayang mereka tidak berhasil meloloskan diri dari kejaran tentara Attolia, yang mengakibatkan si pencuri meringkuk di dalam penjara Attolia. Eugenides tahu bahwa pengawal yang menyertai perjalanan mereka telah mati, nyawa Magus penasehat Sounis dan Sophos calon Raja Sounis berikutnya cukup berharga bagi Raja Sounis, tapi bagaimana dengan dirinya. Sadar bahwa nasibnya selanjutnya adalah kematian, Eugenides memimpin rombongan kecilnya melarikan diri dari penjara langsung menyeberangi sungai Arachtus menuju ke wilayah Eddis. Disana di perbatasan antara Attolia dan Eddis, prajurit-prajurit Eddis sudah menunggu kedatangannya.

Senin, 09 Januari 2012

I Knew I Loved You - Savage Garden














Maybe it's intuition
But some things you just don't question
Like in your eyes, I see my future in an instant

And there it goes,
I think I found my best friend
I know that it might sound
More than a little crazy
But I believe


I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life

There's just no rhyme or reason
Only the sense of completion
And in your eyes, I see
The missing pieces I'm searching for

I think I've found my way home
I know that it might sound
More than a little crazy
But I believe


I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life


A thousand angels dance around you
I am complete now that I've found you

I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life


Minggu, 08 Januari 2012

The Thief (Sang Pencuri dari Eddis)

Penulis   : Megan Whalen Turner
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Serial Eugenides, ini sebenarnya dari segi ide ceritanya lumayan bagus, hanya saja terjemahan kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan cerita buku ini agak susah dipahami. Hasilnya kadang-kadang saya harus mengulang beberapa paragraf untuk memastikan interpretasi cerita yang saya tangkap memang benar. Entah karena memang kalimat yang digunakan dalam bahasa inggris oleh penulisnya untuk menggambarkan cerita yang berputar-putar, atau mungkin karena bahasa terjemahannya yang kurang bisa menyampaikan cerita dengan jelas. Saya sendiri bukan ahli bahasa, tapi sebagai seorang penikmat buku fiksi, membaca serial Eugenides ini cukup melelahkan.

The Thief adalah buku pertama dari serial Eugenides yang berjumlah 3 seri. Buku pertama hasil tulisan Megan Whalen Turner sempat meraih penghargaan. Tidak mengherankan sih, karena saya juga berpikir buku ini memberikan banyak kejutan di akhir cerita. Siapa Eugenides? Tokoh utama yang pertama kali diperkenalkan dalam cerita, tidak banyak dijelaskan oleh si penulis selain sebagai seorang tawanan yang dipenjara beberapa bulan di penjara negara Sounis, karena mencuri stempel raja. Karena keahliannya yang dikenal sebagai pencuri yang bisa mencuri apapun dan peluangnya untuk bisa keluar dari penjara Raja Sounis, Eugenides menyetujui tawaran dari Sang Magus penasehat Raja Sounis untuk membantunya mencuri suatu benda di suatu tempat diluar wilayah Sounis, tentu saja dengan imbalan nyawanya dan peluang untuk membebaskan diri dari penjara raja Sounis.

Bersama 4 orang rekannya Sang Magus, murid Sang magus, seorang pangeran yang akan menjadi calon raja Sounis berikutnya, dan seorang pengawal, mereka memulai perjalanannya menuju negara tetangga. Diceritakan bahwa ada 3 negara semenanjung, Sounis, Eddis dan Attolia. Sounis dan Attolia adalah negara kepulauan sedangkan Eddis adalah negara pengunungan yang menghubungkan kedua negara Sounis dan Attolia. Eddis merupakan negara yang diwarisi untuk menjaga gunung api Hephastia, gunung api suci yang merupakan perwujudan dewi pertama di muka bumi. Walaupun kedua negara tetangganya sedang dalam peperangan antara satu sama lain, tetapi Eddis tetap berusaha menjadi netral, karena kehidupan rakyatnya masih banyak bergantung pada perdagangan antara Sounis dan Attolia yang melewati wilayah pegunungan Eddis.

Sounis dipimpin oleh seorang Raja yang belum memiliki ratu dan keturunan, karena itu keponakan Sang Raja diperkirakan menjadi calon terkuat untuk menggantikan Raja Sounis. Sedangkan Eddis dan Attolia keduanya diperintah oleh seorang Ratu yang dikenal bertangan besi terutama Attolia yang terkenal dengan kekejamannya. Persoalan pasangan bagi penguasa menjadi rumit ketika satu sama lain berusaha mempertahankan dan melindungi negaranya masing-masing dari musuh tetangga mereka. Sang Raja Sounis yang bersikeras untuk mepersunting Ratu Eddis, menemui ganjalan ketika Sang Ratu menolaknya. Ini artinya kemungkinan untuk menguasai wilayah Eddis tanpa melalui perang semakin kecil, dan tanpa menguasai Eddis berperang melawan Attolia akan semakin sulit dan menghabiskan biaya dan usaha yang tidak sedikit. Selain itu sang raja harus memiliki keturunan jika ingin penerusnya yaitu raja Sounis berikutnya mewarisi darahnya. Beginilah latar belakang politik antara negara-negara semenanjung yang kemudian tidak sengaja melibatkan sang pencuri.

Eugenides adalah nama Dewa Pencuri, yang kebetulan digunakan oleh sang pencuri, sebuah nama yang diberikan oleh ibunya dulu sebelum ibunya meninggal dunia. Tidak banyak yang diketahui Eugenides tentang benda yang dicari oleh sang Magus dan raja Sounis. Dia hanya tahu bahwa benda tersebut sangat sulit didapat dan terletak sangat jauh dari Sounis. Konon menurut legenda ada sebuah batu yang dihadiahkan oleh Dewi Hephastia kepada penguasa Eddis, batu itu menjadi penanda untuk menentukan siapa penguasa Eddis berikutnya. Siapa pun yang berhasil memiliki batu tersebut berhak atas tahta Eddis. Rupanya setelah Raja Sounis ditolak oleh ratu Eddis, maka dia berencana untuk mencari batu yang telah lama hilang dan menurut cerita telah disembunyikan oleh para dewa, agar Raja Sounis bisa memaksa Ratu Eddis untuk menikah dengannya dan menjadi Raja Eddis.

Sang Magus mengetahui tempat disembunyikannya batu keramat tersebut, hanya saja dia membutuhkan seseorang yang memiliki keahlian khusus untuk mencuri batu tersebut. Karena itulah Sang Magus mempekerjakan sang pencuri yang telah mencuri stempel raja untuk mengambil batu keramat hadiah dari Dewi Hephastia. Melewati daerah pegunungan di wilayah Eddis, rombongan tersebut sampai di wilayah Attolia, negara yang terkenal kejam terhadap penyusup. Kemungkinan Eugenides mendapatkan batu keramat hampir tidak mungkin, karena semua pendahulunya tidak pernah ada yang kembali. Masalah tidak hanya berhenti sampai disitu karena walaupun mereka berhasil mendapatkan batu itu, mereka masih harus mencari jalan untuk kembali ke Sounis melewati Attolia dan Eddis. Hanya saja perjalanan pulang mereka pasti tidak akan sama seperti ketika mereka datang ke Attolia, kabar tentang empat orang asing di wilayah Attolia sudah pasti akan sampai ke telinga Sang Ratu Attolia. Seperti menjemput maut, Eugenides tahu bahwa perjalanannya kali ini menuju kepada kematiannya tanpa ada peluang baginya untuk menghirup kebebasan. Jika tidak dibunuh oleh pasukan Attolia atau Eddis, dia pasti akan dilenyapkan oleh Raja Sounis, karena menjadi saksi mata pencarian batu Hephastia.

Kamis, 05 Januari 2012

Menebak Karakter Pria dari Pilihan Jam Tangan


Terinspirasi dari sebuah foto, kemudian saya iseng-iseng browsing mencari artikel tentang karakter pria berdasarkan jam tangan yang dipakai. Mungkin juga benar, tapi mungkin juga kurang tepat, tapi yang pasti kepribadian dan karakter setiap orang sedikit banyak tercermin dalam selera berbusana mereka. Walaupun artikel ini murni copas, dari Kompas Female, saya harap dapat sedikit menghibur bagi para perempuan yang sedang sibuk menebak-nebak karakter cowok incarannya, hehehe ...

Selain sebagai penunjuk waktu, jam tangan juga bisa menggambarkan karakter si pemakainya. Dalam bukunya yang berjudul 1001 ways You Reveal Your Personality, Elayne J. Kahn dan David A. Ruanitsky mengungkapkan karakter pria dari jam tangannya.

Tidak Berangka
Model jam tangan berjarum tanpa angka menggambarkan bahwa pemakainya sangat cermat dalam merumuskan konsep, tetapi tidak ingin semua hal diuraikan secara langsung. Pria dengan jam tangan ini lebih mencari tantangan intelektual dan senang berhadapan dengan masalah yang tematis. Selain itu, mereka juga tak mudah putus asa dan rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk memecahkan suatu masalah, meskipun orang lain sudah menyerah. Ia akan menuntaskan permasalahan antara Anda dengan dirinya secara cepat dan tepat, dan takkan mau berlarut-larut tenggelam dalam masalah yang sama.

Light Emitting Diode
Light Emitting Diode (LED) adalah arloji elektronik yang memancarkan cahaya monokromatik berwarna merah jika tombol waktunya ditekan. Sedangkan jika tidak ditekan, permukaannya akan tetap gelap. Jika si dia menggunakan jam tangan model ini, berarti ia termasuk orang yang pandai menyimpan rahasia. Ia bukan orang yang senang memperlihatkan perasaandan emosinya pada orang lain. Biasanya pria tipe ini terkesan misterius. Wah, hati-hati saja bila si dia tipe pria ini. Ada baiknya Anda mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang dirinya sebelum menyatakan ya untuk menjadi kekasihnya. Tidak mau kan, Anda tahu belakangan kalau si dia ternyata suami orang.

Liquid Crystal Display
Berbeda dengan tipe jam tangan LED, Liquid Crystal Display, atau LCD justru menggambarkan si pemakai yang penuh keyakinan dan menghindari konsep-konsep yang terlalu abstrak. Karakter pria pengguna tipe jam tangan ini cenderung simpel dan senang melihat hal-hal yang diuraikan secara jelas. Tidak suka basa-basi dan to the point. Jadi, bila ingin mencuri hatinya, berikan sinyal yang jelas kalau Anda suka padanya. Jangan memakai gaya tarik ulur atau sindiran, karena dia tidak akan mengerti.

Berwarna Emas Klasik
Pria yang memilih jam tangan ini akan rela mengorbankan kesenangan-kesenangan singkat demi mendapatkan kesenangan yang lebih lama. Bisa dibilang pria tipe ini juga cenderung konvensional, sabar, dan penuh pemikiran. Ia tak suka menekan atau memaksa orang lain. Gayanya memang sedikit old school dan lebih suka melakukan hal-hal yang menghasilkan sesuatu daripada sekadar kumpul-kumpul bersama teman. Ia sangat menjaga perasaan Anda dan selalu berusaha untuk menyenangkan Anda.

Waktu di Beberapa Tempat
Bila si dia mengenakan jam tangan dengan model yang menunjukkan waktu di beberapa kota berbeda di dunia, berarti si dia termasuk tipe pria yang memiliki banyak impian. Bagusnya, si dia selalu berusaha mencapai mimpinya satu per satu. Karena itu, dia termasuk tipe pekerja keras. Saat sedang dilanda jenuh, semangatnya akan segera bangkit begitu ia diingatkan kembali tentang impiannya. Walaupun kesibukannya terkadang membuat si dia terkesan cuek, tapi ia tipe yang fokus, apalagi bila si dia sudah mencantumkan nama Anda ke dalam rangkaian mimpinya.

Arloji Model Putar
Dari berbagai model jam tangan yang lebih canggih, tapi si dia memilih model jam tangan ini, berarti si dia termasuk pria yang punya rasa percaya diri tinggi, mandiri, dan suka kebebasan. Ia lebih senang mengatasi masalahnya sendiri, daripada mengandalkan bantuan orang lain. Baginya, semakin sulit sebuah pekerjaan, justru semakin membuatnya merasa tertantang. Tipe yang tidak keberatan mengerjakan pekerjaan rumah, seperti memangkas rumput, mengecat rumah, atau membetulkan atap yang bocor. Meskipun terkesan keras, namun pria tipe ini selalu melindungi apa yang menjadi miliknya.

Arloji Saku
Ia tipe pria yang tak mau diatur oleh waktu. Sesibuk apa pun jadwalnya, ia tahu bagaimana caranya bersantai. Ia selalu berusaha membuat hidupnya seimbang. Selain itu, ia juga tipe orang yang senang menyimpan benda-benda yang memiliki nilai kenangan. Jangan heran bila ia masih menyimpan mainan masa kecilnya, berbagai hadiah dari Anda, bahkan masih menyimpan SMS saat pertama kali dirinya berkenalan dengan Anda. Pria tipe ini juga biasanya tak terburu-buru dalam memutuskan sesuatu, termasuk urusan cinta. Jadi, maklum saja kalau si dia membutuhkan waktu sedikit lama dalam pendekatan.

Bagaimana kalau si dia tak suka mengenakan jam tangan? Menurut Kahn dan Rutnisky, pria seperti ini senang kebebasan dan individualistis. Hm, atau jangan-jangan ia sengaja tak memakai jam tangan agar selalu punya kesempatan untuk berkenalan dengan perempuan-perempuan cantik, dengan menanyakan waktu sebagai pembuka percakapan.