Penerbit : Matahati
Buku kedua dari series The Secrets of Immortal Nicholas Flamel karya Michael Scott ini lebih membangkitkan adrenalin dibadingkan buku pertamanya. Pada akhir cerita buku pertamanya, Sophie Newman salah satu kembar Newman yang memiliki aura perak berhasil dibangkitkan oleh salah satu tetua yaitu Sang Dewi Tiga Wajah bernama Hekate. Sebelum kelompok kecil yang beranggotakan Sang Alchemyst (Nicholas Flamel), Sang Petarung (Scathach) dan kembar Newman, Josh Newman dan Sophie Newman berhasil melintasi gerbang ley menuju ke Paris, kota kelahiran Sang Alchemyst, kemampuan sihir Sophie Newman telah dibangkitkan oleh Penyihir dari Endor yang tinggal di suatu daerah bernama Ojai. Bukan hanya diberikan ilmu sihir elemental angin, Sophie Newman juga dianugrahi ingatan milik Sang Penyihir dari Endor selama puluhan ribu tahun. Penyihir Endor adalah salah satu Tetua yang memihak pada humani atau manusia.
Bagaimana dengan Dr. John Dee ? Sekali lagi Dee gagal menangkap Nicholas Flamel, walaupun Dee dan komplotannya berhasil menangkap dan memenjarakan Parenelle Flamel di sebuah ruang bawah tanah. Pada pengejarannya di alam bayangan milik Tetua Hekate, Dee bukan hanya membunuh Sang Tetua dan Pohon Dunia Yggdrasil, namun juga menghancurkan alam bayangan yang diciptakan oleh Tetua Hekate. Tokoh Dr. John Dee ini benar-benar digambarkan sebagai seorang musuh yang hebat dan mengerikan. Bersama dengan Morrigan Sang Dewi Gagak, membangunkan salah satu Tetua yang dulu dipuja sebagai dewi bangsa Mesir yang mempunyai perwujudan campuran antara kucing dan manusia. Tetua ini disebut sebagai Bastet atau Dewi Kucing. Tidak cukup hanya disitu kehebohan yang ditimbulkan oleh Dee, demi mencegah keempat buruannya melarikan diri, Dr. John Dee membangkitkan ratusan mayat dari kuburan massal di wilayah Ojai. Sebagai seorang necromancer hebat bukan hanya sepasukan mayat manusia yang telah terkubur ratusan tahun, bahkan bangkai beruang raksasa yang telah mendiami bukit di sekitar Ojai pun dikendalikan untuk melaksanakan perintahnya.
Pada buku kedua keempat pahlawan kita mendarat di Paris yang langsung disambut oleh seorang manusia abadi lainnya, pelayan salah satu Tetua Gelap bernama Niccolo Machiaveli. Seorang laki-laki dari Italia yang hidup setengah abad lebih awal dari Dr. John Dee, Niccolo memiliki keahlian sebagai seorang pembohong ulung. Kemampuannya untuk memanipulasi, membujuk dan merayu korbannya menjadikan ciri utamanya.
Bab-bab awal buku ini sudah langsung didominasi pengejaran keempat buruan Tetua Gelap di Kota Paris. Dimulai dari sebuah gereja bersejarah yang sama bernilainya seperti gereja Notre Dame, Sophie Newman berhasil menghacurkan sepasukan manusia lilin hasil buatan Sang Magician Niccolo Machiaveli. Sesaat setelah lepas dari manusia lilin, di luar gereja mereka dihadang oleh sepasukan besar polisi Perancis. Niccolo Machiaveli adalah Wakil Direktur Keamanan Luar Negeri, kekuasannya mampu menjangkau ke seluruh satuan polisi di seluruh Perancis. Bukan hanya dikejar oleh makhluk-makhluk aneh, Nicholas Flamel, Scathatch, Josh dan Sophie Newman harus menghindari kejaran manusia-manusia berseragam. Empat orang asing tanpa paspor di negara asing, mereka berusaha menemukan sekutu yang dapat membantu mereka bersembunyi dari kejaran pasukan-pasukan Niccolo Machiaveli. Walaupun Nicholas Flamel berasal dari Perancis, tetapi kota paris sudah sangat banyak berubah dan berabad-abad dia sudah meninggalkan Perancis.
Di kota inilah, berbagai makhluk-makhluk yang hanya diketahui di dalam dongeng atau mitos muncul ke dunia setelah berabad-abad tidak lagi menjejakkan diri di muka bumi. Kehadiran sepasang kembar yang telah diketahui para Tetua dan semua pelayannya sebagai kembar dalam ramalan Sang Abraham mengguncang dunia manusia dan alam bayangan milik para Tetua. Setelah Valkyrie muncul dengan membawa makhluk purba perpaduan kadal dan naga yang bernama Nidhogg, makhluk-makhluk mitos lain bermunculan di muka bumi silih berganti.
Petualangan dan bencana tidak hanya mengikuti Nicholas Flamel tetapi juga Paranelle Flamel. Walaupun tidak menguasai bidang alkemi, namun kemampuan dan pengetahuan sihir Paranelle Flamel lebih hebat dibandingkan suaminya. Hal itulah yang membuat Paranelle lebih berbahaya bagi musuh-musuhnya para Tetua dan manusia abadi yang menjadi pelayannya. Paranelle belum terlepas dari pemenjaraan Dr. Dee, kali ini dia dipindahkan ke penjara Alcatraz, sebuah pulau diseberang kota San Fransisco. Dr. Dee sangat cerdik dengan menempatkan Sphinx (disini Sphinx adalah anak perempuan salah satu tetua yang disebut Dewi Iris). Salah satu kelebihan Sphinx adalah dia menyerap semua kekuatan sihir semua makhluk yang ada di dekatnya, termasuk aura dan kekuatan sihir Paranelle Flamel. Bukan hanya Sphinx, sepasukan makhluk buas dan mengerikan terpenjara di dalam sel penjara Alcatraz dalam keadaan tertidur. Dan satu kejutan lain untuk Paranelle Flamel ketika Sang Dewi Gagak diperintahkan untuk membunuh Sang Sorceress. Sebagai anak perempuan ketujuh dan anak perempuan ketujuh, Paranelle memiliki bakat alami untuk melihat dan berbicara dengan hantu. Kelebihan inilah yang beberapa kali membantu dan menyelamatkannya.
Kejutan demi kejutan menghampiri pasangan Flamel, kembar Newman dan Scathach Sang Petarung Bayangan. Beberapa hari yang lalu kehidupan masih terasa sangat normal bagi Josh dan Sophie Newman, tapi tidak setelah empat hari berlangsung belakangan ini. Musuh dan makhluk mengerikan mengejar mereka. Namun masih ada sedikit harapan dari pihak-pihak yang mendukungnya. Bahkan di kota Paris sekalipun, bantuan dari teman lama datang tanpa terduga. Mereka terus berlari mengejar waktu yang tersisa, karena sisa umur Nicholas Flamel tidak banyak tanpa ramuan abadi. Si kembar tidak lagi pasangan kembar sejak Sophie Newman dibangkitkan auranya dan diajarkan sihir elemental. Perasaan iri dan berbeda mulai melanda Josh Newman, dengan sedikit bujukan Dr. Dee dan Niccolo Machiaveli, Josh Newman bisa sewaktu-waktu mengkhianati teman-teman seperjalanan dan saudari kembarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar