Kisah jepang klasik sepertinya tidak pernah membosankan untuk diangkat dalam sebuah cerita novel. Sebut saja kisah Memoir of Geisha yang banyak bercerita tentang kebudayaan Jepang di masa lalu, atau tetralogi Klan Otori (buku pertamanya pernah saya ulas di blog ini) yang bercerita tentang perang antar Klan. Kali ini saya menemukan satu buku baru, yang jujur saja ... saya langsung jatuh hati dan terpikat untuk menyelesaikan cerita hanya dengan membaca resensi ceritanya. Judul buku tersebut adalah The Last Concubine karya dari Lesley Downer.
Sedikit cuplikan saya tuliskan resensi cerita asli dari novelnya :
Kisah tentang seorang gadis petani yang menjejakkan kakinya di atas tandu emas dengan menjadi selir terakhir sang shogun. Ia berusaha menemukan jati dirinya di tengah intrik serta persaingan di istana para perempuan di kastil Edo, rumah dari 3000 perempuan dan hanya seorang laki-laki, sang shogun muda.
Namun, perang saudara memporak porandakan segalanya.
The Last Concubine adalah kisah kepahlawanan para samurai, keteguhan sikap para ronin, dan kesaksian seorang perempuan pada saat runtuhnya era Tokugawa.
Sebelumnya saya pernah membaca tentang kisah para ronin di dalam buku Kisah 47 Ronin. Seingat saya Ronin adalah sebutan untuk para samurai yang tidak lagi memiliki tuan. Berkisah tentang samurai pasti membuat kita teringat tentang film The Last Samurai, atau kisah sang bathosai Rurouni Kenshin.
The Last Concubine adalah kisah jepang klasik ke-4 yang saya baca. Semoga saya bisa membuat ringkasan ceritanya di blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar