Topik ini sempat terlintas di kepala saat membereskan tumpukan buku yang menggunung di meja. Tidak semua buku yang saya beli ternyata sesuai dengan ekspetasi saya ketika membelinya. Sepertinya pepatah “Don’t judge a book by its cover” benar juga dalam arti sebenarnya, bukan kiasan. Kebanyakan buku memang sebanding dengan kemasan dan publisitas yang digembar-gemborkan. Sebagian yang lain tidak semenarik desain cover ataupun resensi yang dicantumkan di bagian cover belakang buku.
Berikut ini beberapa hal yang bisa saya sarankan untuk memilih buku, berdasarkan pengalaman pribadi.
1. Kenali penulisnya
Setiap penulis pasti memiliki gaya penulisan yang berbeda-beda. Mulai dari latar belakang cerita, jenis/genre cerita sampai dengan tokoh-tokoh andalan yang digunakan. Jika kita sudah terbiasa membaca buku-buku karya tulisan para penulis tersebut, sedikit banyak kita pasti mengenali gaya penulis dalam mengembangkan konflik dan mengatur plot dalam cerita. Jika kamu sudah merasa tertarik dengan satu penulis tertentu dengan membaca salah satu buku karyanya, saya rasa boleh dijadikan referensi untuk memilih buku-buku karya yang lainnya.
2. Pilih penerbit favoritmu
Sebenarnya bukan bermaksud membeda-bedakan antara satu penerbit dengan penerbit yang lain. Namun dalam suatu penerbit pasti ada seorang editor yang bisa menentukan suatu tulisan atau karya layak dipublikasikan atau tidak. Biasanya penerbit besar lebih selektif dalam memilih karya-karya tersebut. Saya rasa hal tersebut juga berhubungan dengan trend yang sedang terjadi (ini menjelaskan mengapa banyak sekali buku dengan tema sihir setelah kemunculan Harry Potter).
3. Alih bahasa / terjemahan itu juga penting
Saya baru menyadari hal ini setelah sempat berbincang-bincang dengan teman yang berprofesi sebagai penerjemah di sebuah penerbit besar di Indonesia. Pernah saya baca di suatu artikel, bahwa tugas seorang penerjemah adalah menceritakan kembali apa yang sudah ditulis oleh penulis ke dalam bahasa lain (biasanya disadur dari Bahasa Inggris). Karena itu ketepatan dalam menggambarkan suatu peristiwa dalam cerita misalnya, dapat mempengaruhi pemahaman pembaca. Apalagi untuk bahasa-bahasa asing yang sulit (latin, perancis dan lainnya) ketepatan dalam memberikan arti dari suatu kata dalam bahasa asing sangat penting. Jadi kenali juga penerjemahnya ya (biasanya hasil terjemahan itu juga bergantung pada penerbitnya à editor). Jadi penerjemah andalanmu adalah penerbit favoritmu. Salah satu contoh saja, ketujuh buku seri Harry Potter diterjemahkan oleh orang yang sama, demi menjaga ‘rasa’, orisinalitas dan kesamaan persepsi antara penerjemah dengan penulis.
4. Resensi Cerita
Hal ini yang paling mudah yang dapat kita lakukan ketika ingin memilih suatu buku. Tapi berdasarkan pengalaman saya sendiri, berkali-kali pula saya tertipu dengan resensi cerita yang disajikan oleh penerbitnya. Intinya, resensi cerita disajikan untuk menarik minat pembaca yang kemudian berujung dengan membeli buku tersebut. Hanya saja saya paling kesal jika yang tertulis adalah potongan dialog atau peristiwa klimaks, bukan inti cerita yang sebenarnya. Hasilnya begitu cerita tersebut sedikit demi sedikit didalami, saya tidak mendapatkan cerita yang saya harapkan.
5. Browsing atau Googling itu lebih baik
Yang satu ini sebenarnya saran dari teman saya yang kemudian saya teruskan ke semuanya. Dan hal itulah yang mendorong saya untuk membuat blog ini. Sebagai konsumen (pembaca juga termasuk konsumen kan) kita berhak untuk mengetahui produk yang akan kita beli. Walaupun tidak banyak saya berusaha agar orang lain dapat mengenali lebih dahulu suatu buku yang akan dinikmatinya sebelum membeli.
6. Referensi dari teman juga boleh
Rajin-rajin saja bertanya pada teman kamu buku apa yang sedang mereka baca, dan judul-judul yang bagus untuk dijadikan pilihan.
7. Seleramu adalah pilihanmu
Ada satu ungkapan dalam buku yang pernah saya baca, ‘jumlah seluruh buku di dunia ini terlalu banyak untuk dinikmati semuanya, karena itu kita memiliki kesukaan terhadap jenis buku tertentu’. Dan saya rasa itu sah-sah saja. Jika seleramu dengan temanmu berbeda, bukan berarti buku pilihan kalian lebih buruk atau lebih baik dari yang lainnya. Hanya berbeda, itu saja.
8. Design cover buku
Walaupun tidak dapat dipungkiri, saya kadangkala membeli buku karena design covernya yang bagus, tanpa tahu apa yang ada di dalamnya. Sebuah kenyataan yang tidak boleh ditolak. Itu sebabnya saya masukkan tips ini di urutan terakhir.