Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Serial Eugenides, ini sebenarnya dari segi ide ceritanya lumayan bagus, hanya saja terjemahan kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan cerita buku ini agak susah dipahami. Hasilnya kadang-kadang saya harus mengulang beberapa paragraf untuk memastikan interpretasi cerita yang saya tangkap memang benar. Entah karena memang kalimat yang digunakan dalam bahasa inggris oleh penulisnya untuk menggambarkan cerita yang berputar-putar, atau mungkin karena bahasa terjemahannya yang kurang bisa menyampaikan cerita dengan jelas. Saya sendiri bukan ahli bahasa, tapi sebagai seorang penikmat buku fiksi, membaca serial Eugenides ini cukup melelahkan.
The Thief adalah buku pertama dari serial Eugenides yang berjumlah 3 seri. Buku pertama hasil tulisan Megan Whalen Turner sempat meraih penghargaan. Tidak mengherankan sih, karena saya juga berpikir buku ini memberikan banyak kejutan di akhir cerita. Siapa Eugenides? Tokoh utama yang pertama kali diperkenalkan dalam cerita, tidak banyak dijelaskan oleh si penulis selain sebagai seorang tawanan yang dipenjara beberapa bulan di penjara negara Sounis, karena mencuri stempel raja. Karena keahliannya yang dikenal sebagai pencuri yang bisa mencuri apapun dan peluangnya untuk bisa keluar dari penjara Raja Sounis, Eugenides menyetujui tawaran dari Sang Magus penasehat Raja Sounis untuk membantunya mencuri suatu benda di suatu tempat diluar wilayah Sounis, tentu saja dengan imbalan nyawanya dan peluang untuk membebaskan diri dari penjara raja Sounis.
Bersama 4 orang rekannya Sang Magus, murid Sang magus, seorang pangeran yang akan menjadi calon raja Sounis berikutnya, dan seorang pengawal, mereka memulai perjalanannya menuju negara tetangga. Diceritakan bahwa ada 3 negara semenanjung, Sounis, Eddis dan Attolia. Sounis dan Attolia adalah negara kepulauan sedangkan Eddis adalah negara pengunungan yang menghubungkan kedua negara Sounis dan Attolia. Eddis merupakan negara yang diwarisi untuk menjaga gunung api Hephastia, gunung api suci yang merupakan perwujudan dewi pertama di muka bumi. Walaupun kedua negara tetangganya sedang dalam peperangan antara satu sama lain, tetapi Eddis tetap berusaha menjadi netral, karena kehidupan rakyatnya masih banyak bergantung pada perdagangan antara Sounis dan Attolia yang melewati wilayah pegunungan Eddis.
Sounis dipimpin oleh seorang Raja yang belum memiliki ratu dan keturunan, karena itu keponakan Sang Raja diperkirakan menjadi calon terkuat untuk menggantikan Raja Sounis. Sedangkan Eddis dan Attolia keduanya diperintah oleh seorang Ratu yang dikenal bertangan besi terutama Attolia yang terkenal dengan kekejamannya. Persoalan pasangan bagi penguasa menjadi rumit ketika satu sama lain berusaha mempertahankan dan melindungi negaranya masing-masing dari musuh tetangga mereka. Sang Raja Sounis yang bersikeras untuk mepersunting Ratu Eddis, menemui ganjalan ketika Sang Ratu menolaknya. Ini artinya kemungkinan untuk menguasai wilayah Eddis tanpa melalui perang semakin kecil, dan tanpa menguasai Eddis berperang melawan Attolia akan semakin sulit dan menghabiskan biaya dan usaha yang tidak sedikit. Selain itu sang raja harus memiliki keturunan jika ingin penerusnya yaitu raja Sounis berikutnya mewarisi darahnya. Beginilah latar belakang politik antara negara-negara semenanjung yang kemudian tidak sengaja melibatkan sang pencuri.
Eugenides adalah nama Dewa Pencuri, yang kebetulan digunakan oleh sang pencuri, sebuah nama yang diberikan oleh ibunya dulu sebelum ibunya meninggal dunia. Tidak banyak yang diketahui Eugenides tentang benda yang dicari oleh sang Magus dan raja Sounis. Dia hanya tahu bahwa benda tersebut sangat sulit didapat dan terletak sangat jauh dari Sounis. Konon menurut legenda ada sebuah batu yang dihadiahkan oleh Dewi Hephastia kepada penguasa Eddis, batu itu menjadi penanda untuk menentukan siapa penguasa Eddis berikutnya. Siapa pun yang berhasil memiliki batu tersebut berhak atas tahta Eddis. Rupanya setelah Raja Sounis ditolak oleh ratu Eddis, maka dia berencana untuk mencari batu yang telah lama hilang dan menurut cerita telah disembunyikan oleh para dewa, agar Raja Sounis bisa memaksa Ratu Eddis untuk menikah dengannya dan menjadi Raja Eddis.
Sang Magus mengetahui tempat disembunyikannya batu keramat tersebut, hanya saja dia membutuhkan seseorang yang memiliki keahlian khusus untuk mencuri batu tersebut. Karena itulah Sang Magus mempekerjakan sang pencuri yang telah mencuri stempel raja untuk mengambil batu keramat hadiah dari Dewi Hephastia. Melewati daerah pegunungan di wilayah Eddis, rombongan tersebut sampai di wilayah Attolia, negara yang terkenal kejam terhadap penyusup. Kemungkinan Eugenides mendapatkan batu keramat hampir tidak mungkin, karena semua pendahulunya tidak pernah ada yang kembali. Masalah tidak hanya berhenti sampai disitu karena walaupun mereka berhasil mendapatkan batu itu, mereka masih harus mencari jalan untuk kembali ke Sounis melewati Attolia dan Eddis. Hanya saja perjalanan pulang mereka pasti tidak akan sama seperti ketika mereka datang ke Attolia, kabar tentang empat orang asing di wilayah Attolia sudah pasti akan sampai ke telinga Sang Ratu Attolia. Seperti menjemput maut, Eugenides tahu bahwa perjalanannya kali ini menuju kepada kematiannya tanpa ada peluang baginya untuk menghirup kebebasan. Jika tidak dibunuh oleh pasukan Attolia atau Eddis, dia pasti akan dilenyapkan oleh Raja Sounis, karena menjadi saksi mata pencarian batu Hephastia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar