Berbicara tentang Siklus Warisan yang sebelumnya disebut sebagai Trilogi Warisan ada banyak hal yang ingin saya ungkapkan tentang kisah ini, novel-novelnya dan penulisnya sendiri. Sejak memulai menulis di blog, sebenarnya salah satu keinginan utama adalah menuliskan penggalan cerita tentang novel-novel fiksi fantasi yang tergolong bagus yang saya harapkan bisa membuat orang lain tertarik untuk ikut menikmati kisah-kisah fiksi fantasi tersebut. Dan Siklus warisan ini adalah salah satunya. Membaca cerita novel fiksi fantasi memang kebanyakan berpendapat membosankan dan melelahkan, karena pada umumnya tidak hanya terdiri dari satu novel saja, melainkan beberapa seri (minimal 3 buku). Siklus warisan sendiri mulanya ditulis untuk menjadi 3 buku, namun menurut pengakuan penulisnya Christoper Paolini kisah terakhir tentang Eragon dan naganya Saphira terlalu panjang untuk dimuat dalam satu buku terakhir. Maka muncullah buku keempat yang sebelumnya tidak pernah diprediksi akan menjadi pamungkas cerita Siklus Warisan ini. Walaupun sudah lama ingin menceritakan kisah Eragon dan Saphira ternyata butuh waktu lama hingga saya menyelesaikan membaca seluruh kisahnya, cerita Eragon dan Saphira benar-benar tertulis disini (satu obsesi saya untuk blog ini akhirnya terwujud).
Inheritance Cycle atau Siklus Warisan terdiri atas 4 buku yang berjudul Eragon, Eldest, Brisingr dan Inheritance. Yang menarik dari keempat buku/novel dari karya Christopher Paolini tersebut adalah cover-nya yang selalu menampilkan gambar naga dengan warna yang berbeda-beda. Setelah menyelesaikan keempat buku Siklus Warisan tersebut, saya baru menyadari kalau gambar naga pertama dalam buku Eragon adalah Saphira, gambar naga kedua dalam buku Eldest adalah Thorn, gambar naga ketiga dalam buku Brisingr adalah Glaedr, dan gambar naga keempat dalam buku Inheritance adalah tokoh naga bernama Fenir. Bisa dikatakan bahwa Siklus Warisan adalah buku yang bercerita tentang naga dan penunggangnya (sebagian besar). Awalnya saya pikir Christopher Paolini banyak mendapat pengaruh dari kisah Lord of The Ring karya Tolkien, namun setelah saya membaca The Earthsea Cycle karya Ursula K. Le Guin, baru saya tahu bahwa gambaran dunia Alagaesia yang diciptakan oleh Christopher Paolini banyak mengadaptasi dunia Earthsea milik Ursula K. Le Guin. Meskipun demikian cerita-cerita peperangan yang digambarkan pada buku Siklus Warisan setelah Eragon (Eldest, Brisingr dan Inheritance) tidak bisa dipungkiri memiliki banyak kesamaan dengan peperangan pada kisah Lord of The Ring. Membutuhkan waktu 12 tahun Siklus Warisan ini diselesaikan dengan penyelesaian akhir (Inheritance) yang saya anggap lebih baik dan lebih memicu adrenalin dibandingkan akhir cerita yang ditulis oleh J.K. Rowling dalam Harry Potter The Deathly Hallows. Padahal keduanya berada pada segmentasi yang sama yaitu novel remaja.